Kamis, 12 November 2015

Project - project Instalasi Pengolahan Limbah

Project pekerjaan pemasangan instalasi pengolahan limbah yang pernah kami kerjakan selain di RSU Banyudono Boyolali, antara lain berikut foto - foto nya :

IPAL Puskesmas Seuneddon Banda Aceh
 





Air Hasil Ipal Puskesmas Wangon
Instalasi Pengolahan Limbah Percontohan di PMI Semarang
Pemanfaatan lahan sempit merupakan spesialisasi yang kita miliki, juga efektifitas pengolahan dengan sistem sirkulasi dengan pemanfaatan energi yang seminimal mungkin sebagai andalan kami untuk menyelesaikan permasalahan buangan limbah cair anda. Kami siap membantu menyelesaikan permasalahan limbah anda.

Konsultasikan kendala pengelolaan limbah B3 padat dan limbah cair anda pada kami, kami siap membantu untuk solusi kebutuhan pengelolaan limbah anda, karena pengelolaan limbah / sampah yang tepat akan dapat menjaga lingkungan kita agar tetap nyaman dan lebih baik.
konsultasikan dengan kami di,
Getty Rajasa 0813 2870 3013 ; pin 7D641C53
Guntur Artanto 0858 6515 3171 ; pin 58097525 
Ricky Aristoteles 0812 2745 5416 ; pin 27BB7172

Project Instalasi Pengolahan Air Limbah RSU Banyudono

Kami memasang instalasi pengolahan limbah dengan efektif dan seefisien mungkin, memanfaatkan lahan sempit dan memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan air, sehingga tidak membutuhkan energi listrik yang besar. Proses sirkulasi akan lebih mengefektifkan hasil pengolahan air limbah tersebut, sehingga air limbah cukup aman untuk dibuang atau dimanfaatkan sebagai air untuk kolam ikan, guna mengetahui / sebagai parameter bahwa air masih layak untuk mahkluk hidup. 

Berikut contoh hasil dari pengolahan air limbah dari instalasi Pengolahan Air Limbah RSU Banyudono Boyolali yang pernah kami kerjakan :
Hasil Pengolahan Air limbah
Gambar diatas adalah hasil pengolahan dari instalasi pengolahan limbah di RSU Banyudono Boyolali, gambar sebelum berwarna coklat keruh, dan setelah diolah berwarna jernih.
Berikut hasil uji nya secara fisika kimia maupun secara microbiologi.

Hasil Uji Air Setelah Diolah
Standart Baku Mutu Sesuai Kepmen LH no.5/2014
Dapat kita lihat, secara microbiologi hasil pengujian menunjukkan bahwa air hasil pengolahan air limbah RSU Banyudono untuk parameter Coli adalah 0 koloni/ml, hasil uji masih jauh diatas dari yang dipersyaratkan dalam Kepmen Lingkungan Hidup, sehingga air hasil olahan reaktor aerob-anaerob dikatakan sangat layak.

Spesifikasi Tangki Reaktor IPAL Aerob Anaerob

Contoh Gambar Pemasangan Sarang Tawon

Betuk Sarang Tawon Sebelum Terpasang
Sarang Tawon (pada awal operasi, pada Bak ini dilakukan penebaran Inokulan / Starter mikroba pengurai). 

 Konsultasikan kendala pengelolaan limbah B3 padat dan limbah cair anda pada kami, kami siap membantu untuk solusi kebutuhan pengelolaan limbah anda, karena pengelolaan limbah / sampah yang tepat akan dapat menjaga lingkungan kita agar tetap nyaman dan lebih baik.
konsultasikan dengan kami di,
Getty Rajasa 0813 2870 3013 ; pin 7D641C53
Guntur Artanto 0858 6515 3171 ; pin 58097525 
Ricky Aristoteles 0812 2745 5416 ; pin 27BB7172

Rabu, 11 November 2015

Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL)

Dalam  upaya  memenuhi  ketentuan  Pemerintah,  Saat ini seluruh fasilitas publik seperti industri, rumah sakit, puskesmas, hotel, mall, dll. atau bahkan perumahan (limbah rumah tangga)  membutuhkan Instalasi Pengolah Air Limbah (Ipal), untuk mengolah air limbah yang dihasilkan, sehingga semua air limbah yang keluar sudah layak dan aman untuk buang, tidak mencemari lingkungan. 

Pada saat ini telah cukup banyak pada industri, hotel, maupun rumah sakit, air limbah yang dihasilkan baik yang berasal dari buangan industri, kegiatan MCK (Mandi Cuci Kakus) pada hotel dan rumah sakit dapur,  maupun  kloset  (Black  Water),  semuanya  sudah  ditampung  pada  sebuah  bak  dan dilakukan  pengolahan  sederhana,  utamanya  berupa  proses  pengendapan  (Bak  Penampung dengan 3 ruang).

Instalasi Penolahan Air Limbah
Mengingat  senyawa  pencemar  air  limbah  berupa  senyawa  organik,  maka dapat diterapkan  teknologi  Ipal  berupa  Pengolahan  Biologis  sistim  Biofilter Anaerob – Aerob. Sistim ini selain mampu mengolah air limbah dengan fluktuasi beban hidrolik dan organik cukup besar (terkait juga dengan mempertimbangkan fluktuasi jumlah tamu Hotel / rumah sakit), juga biaya pembangunan dan perawatannya relatif murah.

Untuk  keperluan  diatas  diperlukan  pembangunan  2  (dua)  Bak  Proses,  yaitu  Bak Pengolahan  Anaerob  (sistim  pengolahan  tanpa  oksigen),  dan  pengolahan  lanjut secara Aerob (sistim pengolahan memerlukan oksigen). Kedua proses pengolahan ini saling saling melengkapi, sehingga keduanya harus dibangun bersamaan. Mengingat lokasi yang tersedia untuk pembangunan Ipal terbatas, maka kedua Bak Proses  dimuka  dibangun  dengan  kapasitas  masing-masing  hanya  15  m3.  Secara teoritis,  kapasitas  ini  sebenarnya  hanya  ±  50  %  dari  kebutuhan  ideal,  sehingga diperlukan  proses  pengolahan  berulang.  Untuk  keperluan  ini,  pada  masing-masing Bak Proses dipasang Pompa Sirkulasi, yang bekerja 24 jam (Pompa khusus kolam, yang mampu bekerja terus-menerus 24 jam, dengan daya listrik kecil ± 150 W).

Kondisi  proses  sirkulasi  diatas  juga  diperlukan  terkait  dengan  masukan  air  limbah dari Bak yang sudah ada (Bak Penampung) yang terjadi berkali-kali dalam 24 jam (berdasar  informasi  yang  kami  peroleh,  air  limbah  pada  Bak  Penampung  secara otomatis dipompa keluar, sementara kapasitas bak pompa hanya ± 2 m3, sehingga dalam  24  jam,  terjadi  pe-mompaan  keluar  berkali-kali,  karena  jumlah  air  limbah yang masuk dari kamar-kamar Hotel dan dari Kichen / Dapur jauh lebih besar).

Untuk  meningkatkan  efektivitas  proses  degradasi  polutan  dalam  air  limbah,  pada kedua  Bak  Proses  yang  perlu  dibangun  juga  dipasang  media  kontak  mikroba pengurai,  berupa  Sarang  Tawon  (Honey  Comb)  dari  bahan  PVC.  Dengan  adanya media ini, mikroba pengurai akan tumbuh melekat pada seluruh permukaan Sarang Tawon  (tidak  hanya  melayang  pada  air  limbah),  sehingga  air  limbah  yang melewatinya  akan  diurai  secara  lebih  baik,  dan  mikroba  yang  sudah  ditumbuhkan tetap tinggal pada media, tidak terbuang sia-sia seperti halnya apabila tidak terdapat media  kontak  (apabila  tidak  terdapat  media  sebagai  tempat  tinggal  mikroba pengurai, maka mikroba yang tumbuh hanya melayang dalam air limbah, yang pada akhirnya terikut aliran air limbah dibuang keluar). 

Proses Pengolahan 
Air  limbah  dari  Bak  Penampung  (yang  berfungsi  juga  sebagai  Bak  Equalisasi  / penyeragaman  kualitas  air  limbah)  diupayakan  secara  gravitasi  mengalir  ke  Bak Anaerob. Pada Bak ini air limbah akan mengalami pengolahan oleh mikroba Anaerob (mikroba  yang  tumbuh  tanpa  memerlukan  Oksigen)  yang  sebelumnya  telah ditumbuhkan melekat pada media Sarang Tawon (pada awal operasi, pada Bak  ini dilakukan penebaran Inokulan / Starter mikroba pengurai).

Karena  adanya  proses  sirkulasi,  maka  air  limbah  akan  secara  berulang  –  ulang melewati  media  Sarang  Tawon  yang  dilekati  mikroba  pengurai,  sehingga  akan mengalami penguraian  secara  berulang pula,  menghasilkan  air  limbah  olahan  jauh lebih baik. Berdasar hasil penelitian dan pengalaman di lapangan, penurunan BOD, COD dari hasil pengolahan Anerob ini dapat mencapai 80 – 90 %.

Selanjutnya air limbah dari Bak Anaerob mengalir ke Bak Aerob, mengalami proses pengolahan  oleh  mikroba  Aerob  (mikroba  yang  pertumbuhannya  memerlukan Oksigen).  Pengaliran  air  limbah  dari  Bak Anaerob  ke  Bak  Aerob diupayakan  dapat terjadi secara Gravitasi, sehingga tidak memerlukan energi pompa.

Pada proses pengolahan secara Aerob, efisiensi penurunan  parameter BOD dan COD dapat mencapai 80 - 90 %, sehingga air limbah terolah sudah memenuhi ketentuan. Mengingat pada Bak Aerob diperlukan suplai Oksigen, maka pada Bak ini dipasang Blower, yang bekerja 24 jam (pengoperasian 24 jam terkait juga masukan air limbah ke Bak ini juga terjadi 24 jam).

Untuk  menghemat  biaya  operasional  Blower,  dalam  hal  ini  konsumsi  listrik  dan keawetan mesin, maka diusulkan dipasang 2 (dua) jenis Blower, yaitu 1 unit Blower Primer dengan daya 3 HP, dan 2 unit Blower sekunder daya 150 W. Blower primer difungsikan pada pagi hari selama 4 – 5 jam dimana terjadi puncak dihasilkannya air limbah, dan selanjutnya Blower sekunder dioperasikan sampai besok pagi lagi.

Setelah  mengalami  proses  pengolahan  pada  Bak  Aerob,  air  limbah  selanjutnya mengalir  ke  pembubuh  Chlor  berupa  pipa  PVC  4  “  yang  didalamnya  dimasukkan Kaporit Tablet, untuk mematikan Bakteri Coli, dan selanjutnya air keluar ke saluran drainase lingkungan. Untuk   mengoperasikan   peralatan   Mekanikal   /   Elektrikal   diatas,   dilakukan menggunakan Panel Kontrol semi otomatis. 

Konsultasikan kendala pengelolaan limbah B3 padat dan limbah cair anda pada kami, kami siap membantu untuk solusi kebutuhan pengelolaan limbah anda, karena pengelolaan limbah / sampah yang tepat akan dapat menjaga lingkungan kita agar tetap nyaman dan lebih baik.
konsultasikan dengan kami di,
Getty Rajasa 0813 2870 3013 ; pin 7D641C53
Guntur Artanto 0858 6515 3171 ; pin 58097525 
Ricky Aristoteles 0812 2745 5416 ; pin 27BB7172

Inspratif



Sampah menjadi persoalan besar bagi kota-kota besar, Berikut sedikit kisah keprihatinan Yotty mendorong dirinya memodifikasi tempat pembakaran keramiknya menjadi incinerator. Ada peluang yang bisa ditangkap. Russanti Lubis

Bandung Lautan Sampah. Kini, bertambah satu lagi julukan ibukota Provinsi Jawa Barat itu. Sampah-sampah, baik yang menumpuk hingga membentuk bukit maupun yang bertebaran di sudut-sudut jalan, di kota yang mendapat julukan Parijs van Java itu, tentu saja menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengundang lalat untuk mengerumuninya. Ironisnya, sampah-sampah ini berdekatan dengan pasar, warung makan, dan bahkan rumah sakit.

Kondisi lingkungan yang tidak sehat ini, menimbulkan keprihatinan tersendiri di hati Siti Djuhro, seorang pengrajin keramik Kondisi tersebut juga memunculkan ide di benaknya, untuk memodifikasi tempat pembakaran keramiknya menjadi tempat pembakaran sampah. “Kalau keramik saja dapat saya bakar dengan tempat pembakaran keramik, masa sih sampah nggak bisa? Padahal, tidak berbeda cara pemasangan burner, cerobong, dan relnya,” ujar, perempuan yang akrab disapa Yotty ini.
Lantas, empat tahun lalu, ia melalukan trial and error berulang kali, untuk menemukan bentuk yang pas berikut spesifikasi tempat pembakaran sampah, seperti yang ia mau. Setelah itu, ia menuangkannya dalam sketsa sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk nyata. Langkah terakhir yaitu menjelaskan kepada konsumen tentang apa itu incinerator (tempat pembakaran sampah, red.) tersebut, apa saja fungsinya, apa saja bentuknya, secepat apa mampu membakar sampah menjadi abu, dan sebagainya.

“Kami juga berkreasi dalam bentuk sehingga tidak monoton dan konsumen pun menyukainya. Di samping itu, masing-masing tipe incinerator buatan kami memiliki kelebihan,” jelas Yotty, yang telah bergelut dengan bisnis keramik printing selama hampir 30 tahun. Sekadar iniformasi, incinerator yang berbahan bakar gas dan listrik ini, dibuat oleh perusahaannya yaitu PT Global Cilegon Banten, memiliki aneka bentuk, seperti kubus, silinder, dan persegi empat. Sedangkan cerobongnya dapat ditempatkan di tengah atau di pinggir, sesuai dengan keinginan konsumen.

Incinerator ini, ia melanjutkan, mampu membakar sampah dalam suhu tinggi yaitu 1.500° C hingga 2.500° C. “Tapi, titik leburnya macam-macam, tergantung dari sampah apa yang akan dibakar. Misalnya, sampah yang berwujud ganja, cukup dibakar dengan suhu 700° C. Sedangkan ekstasi membutuhkan suhu 1.000° C untuk melumatkannya,” ungkapnya. Incinerator yang berkapasitas satu hingga empat ton ini, juga dapat digunakan untuk memusnahkan sampah rumah sakit (khususnya sisa-sisa organ tubuh), sampah basah, sampah kering, sampah organik, sampah non organik, penyakit tumbuhan (yang mungkin tidak berbahaya bagi manusia, tapi mematikan bagi tanaman-tanaman lain), serta bangkai binatang dan kotorannya yang mengandung virus atau bakteri berbahaya (virus flu burung, misalnya).

YottyUntuk membakar sampah pada umumnya, ia menambahkan, dibutuhkan waktu maksimal lima jam. Sedangkan untuk sampah narkoba, diperlukan waktu satu hingga dua jam. “Dengan ketentuan, jika akan membakar sampah basah, jangan semua sampah basah dimasukkan ke dalam incinerator. Sebab, akan susah dibakar. Yang harus dilakukan yaitu mencampurnya dengan sampah kering dengan kapasitas sampah kering lebih banyak. Selanjutnya, susunannya diatur sedemikan rupa, sehingga api dapat membakar dengan sempurna,” katanya.

Di samping itu, ia melanjutkan, sebaiknya tabung hanya diisi ¾ dari kapasitasnya. “Bila sampahnya banyak, setelah melakukan pembakaran pertama dan sisa pembakaran diambil, biarkan incinerator beristirahat selama satu jam dengan cara didinginkan dengan blower yang terdapat di dalam alat ini juga. Sesudah itu, gunakan untuk membakar sampah berikutnya. Demikian seterusnya,” jelasnya.
Sisa pembakaran dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Tapi, hal ini tidak berlaku bagi sisa pembakaran narkoba yang bentuknya seperti abu rokok itu. “Saya sarankan untuk dikubur saja, karena tidak ada manfaatnya,” ujarnya. Sedangkan asapnya setelah keluar sebagai hasil pembakaran pertama, akan dibakar lagi dengan suatu alat yang juga terdapat dalam cerobong itu, sehingga ternetralisasikan dan tidak berbahaya lagi. Sekadar informasi, khusus tentang asap dari hasil pembakaran narkoba ini, telah mengalami uji coba dari Kementerian Lingkungan Hidup dan dinyatakan tidak mengandung apa pun lagi alias aman.

Incinerator yang dibuat oleh Yotty dibantu enam orang yang ahli dalam bidang casing, batu, kayu, burner, pemasangan cerobong, serta umum, dan beberapa karyawan,incinerator berikut bergaransi dua tahun untuk body frame, dan setahun untuk bahan bakunya yang masih diimpor. “Menurut perkiraan saya, incinerator saya ini akan mampu bertahan 50 tahun. Sebab, saya membuat casing-nya dengan besi terbaik. Buktinya, ketebalan besi casing tempat pembakaran keramik saya hanya 3 mm dan sampai sekarang (hampir 30 tahun) masih berfungsi dengan baik. Sedangkan incinerator saya memiliki ketebalan besi 10 mm. Batunya saya letakkan vertikal dengan ketebal 20 cm, padahal biasanya horizontal dengan ketebalan 5 cm. Lebih dari itu semua, untuk membakar keramik dibutuhkan suhu 1.250° C, sedangkan untuk sampah maksimal hanya 1.000° C,” jelasnya, tanpa bermaksud promosi.

Tidak ada kendala? “Mungkin kendala justru muncul dari para pemakainya, yang kurang paham bagaimana memakainya, meski peraturan pemakaian sudah saya tempelkan pada incinerator tersebut. Mungkin juga pada harganya yang terbilang tidak murah, sehingga tidak memungkinkan perusahaan-perusahaan kecil, terutama rumah sakit, untuk membelinya. Padahal, di luar kasusnya sebagai produk saya, incinerator ini sangat bermanfaat. Bukankah sampah itu selalu ada?” kata wanita, yang dua tahun lalu mendapat pesanan dua unit incinerator dari BNN (Badan Narkotika Nasional).
Incinerator Buatan Yotty

  • Memiliki aneka bentuk, seperti kubus, silinder, dan persegi empat. Sedangkan, cerobongnya dapat ditempatkan di tengah atau di pinggir, sesuai dengan keinginan konsumen. 
  • Mampu membakar sampah dalam suhu tinggi yaitu 1.500° C hingga 2.500° C, tapi karena setiap sampah memiliki titik lebur yang berbeda-beda, sehingga tidak selalu harus setinggi itu suhunya. 
  • Dapat digunakan untuk membakar narkoba (ganja, ekstasi), sampah basah/kering, sampah organik/non organik, sampah rumah sakit, penyakit tumbuhan, serta bangkai binatang dan kotorannya yang mengandung virus berbahaya. 
  • Hasil pembakaran sampah (bukan dari narkoba) dapat digunakan sebagai pupuk. 
  • Asap yang keluar dari pembakaran narkoba tidak lagi berbahaya, karena mengalami dua kali pembakaran. 
  • Kapasitasnya 1–4 ton. 
  • Sampah biasa membutuhkan waktu pembakaran maksimal lima jam, sedangkan sampah narkoba sekitar 1–2 jam. 
  • Garansi lima tahun untuk body frame dan setahun untuk bahan bakunya. 
  • Dapat digunakan untuk membakar sampah sebanyak apa pun dalam sehari, masing-masaing dengan masa istirahat/pendinginan selama sejam. 
  • Berbahan bakar gas dan listrik

Cerita diatas merupakan yang menginspirasi kami dalam membuat incenerator dan menjadi acuan pula dalam pembuatannya pula.

Project Incenerator Bandar Udara Internasional Sepinggan Balikpapan

Berikut merupakan salah satu contoh project pemanfaatan incenerator sebagai solusi pengolahan buangan padat di Bandar udara Internasional Sepinggan Balikpapan beberapa waktu lalu.

Berikut foto - foto proses pekerjaan yang kami lakukan.


Proses Pemasangan Cerobong Incenerator

Incenerator



Incenerator Kaps. 3 meter kubik

Incenerator Kaps. 3 meter kubik


Bahan Bakar LPG

Proses trial / mencoba burner



Sampah menjadi persoalan besar bagi kota - kota besar, dan incenerator merupakan solusi tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Dengan mengoperasikan incenerator produk terbaru dari kami Cv. Utama, bagi hotel, rumah sakit, industri maupun instansi pemerintahan yang memiliki banyak buangan / sampah padat dan harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Penggunaan incenerator sebagai pengolahan buangan padat merupakan cara untuk menyesuaikan peraturan pemerintah mengenai bahan buangan. 
Incinerator kami dilengkapi unit Water Scrubber yang berfungsi selain memperangkap serpihan halus jelaga, sehingga keluaran asap hanya berupa uap panas transparan, berfungsi juga sebagai pendingin cerobong / mesin, sehingga tidak perlu khawatir lagi terjadi pencemaran udara karena asap hitam yang sering kali menjadi timbulnya masalah baru dengan masyarakat sekitar.

Konsultasikan kendala pengelolaan limbah B3 padat dan limbah cair anda pada kami, kami siap membantu untuk solusi kebutuhan pengelolaan limbah anda, karena pengelolaan limbah / sampah yang tepat akan dapat menjaga lingkungan kita agar tetap nyaman dan lebih baik.
konsultasikan dengan kami di,
Getty Rajasa 0813 2870 3013 ; pin 7D641C53
Guntur Artanto 0858 6515 3171 ; pin 58097525 
Ricky Aristoteles 0812 2745 5416 ; pin 27BB7172