Dalam upaya memenuhi ketentuan Pemerintah, Saat ini seluruh fasilitas publik seperti industri, rumah sakit, puskesmas, hotel, mall, dll. atau bahkan perumahan (limbah rumah tangga) membutuhkan Instalasi Pengolah Air Limbah (Ipal), untuk mengolah air limbah yang dihasilkan, sehingga semua air limbah yang keluar sudah layak dan aman untuk buang, tidak mencemari lingkungan.
Pada saat ini telah cukup banyak pada industri, hotel, maupun rumah sakit, air limbah yang dihasilkan baik yang berasal dari buangan industri, kegiatan MCK (Mandi Cuci Kakus) pada hotel dan rumah sakit dapur, maupun kloset (Black Water), semuanya sudah ditampung pada sebuah bak dan dilakukan pengolahan sederhana, utamanya berupa proses pengendapan (Bak Penampung dengan 3 ruang).
Instalasi Penolahan Air Limbah
Mengingat senyawa pencemar air limbah berupa senyawa organik, maka dapat diterapkan teknologi Ipal berupa Pengolahan Biologis sistim Biofilter Anaerob – Aerob. Sistim ini selain mampu mengolah air limbah dengan fluktuasi beban hidrolik dan organik cukup besar (terkait juga dengan mempertimbangkan fluktuasi jumlah tamu Hotel / rumah sakit), juga biaya pembangunan dan perawatannya relatif murah.
Untuk keperluan diatas diperlukan pembangunan 2 (dua) Bak Proses, yaitu Bak Pengolahan Anaerob (sistim pengolahan tanpa oksigen), dan pengolahan lanjut secara Aerob (sistim pengolahan memerlukan oksigen). Kedua proses pengolahan ini saling saling melengkapi, sehingga keduanya harus dibangun bersamaan. Mengingat lokasi yang tersedia untuk pembangunan Ipal terbatas, maka kedua Bak Proses dimuka dibangun dengan kapasitas masing-masing hanya 15 m3. Secara teoritis, kapasitas ini sebenarnya hanya ± 50 % dari kebutuhan ideal, sehingga diperlukan proses pengolahan berulang. Untuk keperluan ini, pada masing-masing Bak Proses dipasang Pompa Sirkulasi, yang bekerja 24 jam (Pompa khusus kolam, yang mampu bekerja terus-menerus 24 jam, dengan daya listrik kecil ± 150 W).
Kondisi proses sirkulasi diatas juga diperlukan terkait dengan masukan air limbah dari Bak yang sudah ada (Bak Penampung) yang terjadi berkali-kali dalam 24 jam (berdasar informasi yang kami peroleh, air limbah pada Bak Penampung secara otomatis dipompa keluar, sementara kapasitas bak pompa hanya ± 2 m3, sehingga dalam 24 jam, terjadi pe-mompaan keluar berkali-kali, karena jumlah air limbah yang masuk dari kamar-kamar Hotel dan dari Kichen / Dapur jauh lebih besar).
Untuk meningkatkan efektivitas proses degradasi polutan dalam air limbah, pada kedua Bak Proses yang perlu dibangun juga dipasang media kontak mikroba pengurai, berupa Sarang Tawon (Honey Comb) dari bahan PVC. Dengan adanya media ini, mikroba pengurai akan tumbuh melekat pada seluruh permukaan Sarang Tawon (tidak hanya melayang pada air limbah), sehingga air limbah yang melewatinya akan diurai secara lebih baik, dan mikroba yang sudah ditumbuhkan tetap tinggal pada media, tidak terbuang sia-sia seperti halnya apabila tidak terdapat media kontak (apabila tidak terdapat media sebagai tempat tinggal mikroba pengurai, maka mikroba yang tumbuh hanya melayang dalam air limbah, yang pada akhirnya terikut aliran air limbah dibuang keluar).
Untuk keperluan diatas diperlukan pembangunan 2 (dua) Bak Proses, yaitu Bak Pengolahan Anaerob (sistim pengolahan tanpa oksigen), dan pengolahan lanjut secara Aerob (sistim pengolahan memerlukan oksigen). Kedua proses pengolahan ini saling saling melengkapi, sehingga keduanya harus dibangun bersamaan. Mengingat lokasi yang tersedia untuk pembangunan Ipal terbatas, maka kedua Bak Proses dimuka dibangun dengan kapasitas masing-masing hanya 15 m3. Secara teoritis, kapasitas ini sebenarnya hanya ± 50 % dari kebutuhan ideal, sehingga diperlukan proses pengolahan berulang. Untuk keperluan ini, pada masing-masing Bak Proses dipasang Pompa Sirkulasi, yang bekerja 24 jam (Pompa khusus kolam, yang mampu bekerja terus-menerus 24 jam, dengan daya listrik kecil ± 150 W).
Kondisi proses sirkulasi diatas juga diperlukan terkait dengan masukan air limbah dari Bak yang sudah ada (Bak Penampung) yang terjadi berkali-kali dalam 24 jam (berdasar informasi yang kami peroleh, air limbah pada Bak Penampung secara otomatis dipompa keluar, sementara kapasitas bak pompa hanya ± 2 m3, sehingga dalam 24 jam, terjadi pe-mompaan keluar berkali-kali, karena jumlah air limbah yang masuk dari kamar-kamar Hotel dan dari Kichen / Dapur jauh lebih besar).
Untuk meningkatkan efektivitas proses degradasi polutan dalam air limbah, pada kedua Bak Proses yang perlu dibangun juga dipasang media kontak mikroba pengurai, berupa Sarang Tawon (Honey Comb) dari bahan PVC. Dengan adanya media ini, mikroba pengurai akan tumbuh melekat pada seluruh permukaan Sarang Tawon (tidak hanya melayang pada air limbah), sehingga air limbah yang melewatinya akan diurai secara lebih baik, dan mikroba yang sudah ditumbuhkan tetap tinggal pada media, tidak terbuang sia-sia seperti halnya apabila tidak terdapat media kontak (apabila tidak terdapat media sebagai tempat tinggal mikroba pengurai, maka mikroba yang tumbuh hanya melayang dalam air limbah, yang pada akhirnya terikut aliran air limbah dibuang keluar).
Proses Pengolahan
Air limbah dari Bak Penampung (yang berfungsi juga sebagai Bak Equalisasi / penyeragaman kualitas air limbah) diupayakan secara gravitasi mengalir ke Bak Anaerob. Pada Bak ini air limbah akan mengalami pengolahan oleh mikroba Anaerob (mikroba yang tumbuh tanpa memerlukan Oksigen) yang sebelumnya telah ditumbuhkan melekat pada media Sarang Tawon (pada awal operasi, pada Bak ini dilakukan penebaran Inokulan / Starter mikroba pengurai).
Karena adanya proses sirkulasi, maka air limbah akan secara berulang – ulang melewati media Sarang Tawon yang dilekati mikroba pengurai, sehingga akan mengalami penguraian secara berulang pula, menghasilkan air limbah olahan jauh lebih baik. Berdasar hasil penelitian dan pengalaman di lapangan, penurunan BOD, COD dari hasil pengolahan Anerob ini dapat mencapai 80 – 90 %.
Selanjutnya air limbah dari Bak Anaerob mengalir ke Bak Aerob, mengalami proses pengolahan oleh mikroba Aerob (mikroba yang pertumbuhannya memerlukan Oksigen). Pengaliran air limbah dari Bak Anaerob ke Bak Aerob diupayakan dapat terjadi secara Gravitasi, sehingga tidak memerlukan energi pompa.
Pada proses pengolahan secara Aerob, efisiensi penurunan parameter BOD dan COD dapat mencapai 80 - 90 %, sehingga air limbah terolah sudah memenuhi ketentuan. Mengingat pada Bak Aerob diperlukan suplai Oksigen, maka pada Bak ini dipasang Blower, yang bekerja 24 jam (pengoperasian 24 jam terkait juga masukan air limbah ke Bak ini juga terjadi 24 jam).
Untuk menghemat biaya operasional Blower, dalam hal ini konsumsi listrik dan keawetan mesin, maka diusulkan dipasang 2 (dua) jenis Blower, yaitu 1 unit Blower Primer dengan daya 3 HP, dan 2 unit Blower sekunder daya 150 W. Blower primer difungsikan pada pagi hari selama 4 – 5 jam dimana terjadi puncak dihasilkannya air limbah, dan selanjutnya Blower sekunder dioperasikan sampai besok pagi lagi.
Setelah mengalami proses pengolahan pada Bak Aerob, air limbah selanjutnya mengalir ke pembubuh Chlor berupa pipa PVC 4 “ yang didalamnya dimasukkan Kaporit Tablet, untuk mematikan Bakteri Coli, dan selanjutnya air keluar ke saluran drainase lingkungan. Untuk mengoperasikan peralatan Mekanikal / Elektrikal diatas, dilakukan menggunakan Panel Kontrol semi otomatis.
Karena adanya proses sirkulasi, maka air limbah akan secara berulang – ulang melewati media Sarang Tawon yang dilekati mikroba pengurai, sehingga akan mengalami penguraian secara berulang pula, menghasilkan air limbah olahan jauh lebih baik. Berdasar hasil penelitian dan pengalaman di lapangan, penurunan BOD, COD dari hasil pengolahan Anerob ini dapat mencapai 80 – 90 %.
Selanjutnya air limbah dari Bak Anaerob mengalir ke Bak Aerob, mengalami proses pengolahan oleh mikroba Aerob (mikroba yang pertumbuhannya memerlukan Oksigen). Pengaliran air limbah dari Bak Anaerob ke Bak Aerob diupayakan dapat terjadi secara Gravitasi, sehingga tidak memerlukan energi pompa.
Pada proses pengolahan secara Aerob, efisiensi penurunan parameter BOD dan COD dapat mencapai 80 - 90 %, sehingga air limbah terolah sudah memenuhi ketentuan. Mengingat pada Bak Aerob diperlukan suplai Oksigen, maka pada Bak ini dipasang Blower, yang bekerja 24 jam (pengoperasian 24 jam terkait juga masukan air limbah ke Bak ini juga terjadi 24 jam).
Untuk menghemat biaya operasional Blower, dalam hal ini konsumsi listrik dan keawetan mesin, maka diusulkan dipasang 2 (dua) jenis Blower, yaitu 1 unit Blower Primer dengan daya 3 HP, dan 2 unit Blower sekunder daya 150 W. Blower primer difungsikan pada pagi hari selama 4 – 5 jam dimana terjadi puncak dihasilkannya air limbah, dan selanjutnya Blower sekunder dioperasikan sampai besok pagi lagi.
Setelah mengalami proses pengolahan pada Bak Aerob, air limbah selanjutnya mengalir ke pembubuh Chlor berupa pipa PVC 4 “ yang didalamnya dimasukkan Kaporit Tablet, untuk mematikan Bakteri Coli, dan selanjutnya air keluar ke saluran drainase lingkungan. Untuk mengoperasikan peralatan Mekanikal / Elektrikal diatas, dilakukan menggunakan Panel Kontrol semi otomatis.
Konsultasikan
kendala pengelolaan limbah B3 padat dan limbah cair anda pada kami, kami siap
membantu untuk solusi kebutuhan pengelolaan limbah anda, karena pengelolaan
limbah / sampah yang tepat akan dapat menjaga lingkungan kita agar tetap
nyaman dan lebih baik.
konsultasikan dengan kami di,
Getty Rajasa 0813 2870 3013 ; pin 7D641C53
Guntur Artanto 0858 6515 3171 ; pin 58097525
Ricky Aristoteles 0812 2745 5416 ; pin 27BB7172
Tidak ada komentar:
Posting Komentar